https://journal.isas.or.id/index.php/JAMERE/issue/feedJournal of Applied Mechanical Engineering and Renewable Energy2024-09-02T03:33:20+00:00Tineke Saroinsongtinekesaroinsong@gmail.comOpen Journal Systems<p><strong>Journal of Applied Mechanical Engineering and Renewable Energy (JAMERE) </strong> di<em> https://journal.isas.or.id/index.php/JAMERE)</em> merupakan jurnal blind peer-review yang didedikasikan untuk publikasi hasil penelitian yang berkualitas dalam bidang ilmu Teknik Mesin dan Inovasi Teknologi. Artikel yang dipublikasikan di Jurnal JAMERE meliputi hasil penelitian ilmiah asli (prioritas utama), sedangkan untuk artikel ulasan ilmiah yang bersifat baru (bukan prioritas utama) dan juga komentar yang bersifat kritikan terhadap hasil tulisan ilmiah yang dipublikasi oleh jurnal JAMERE. Semua publikasi di jurnal JAMERE bersifat akses terbuka yang memungkinkan artikel tersedia secara bebas online tanpa berlangganan apapun.</p>https://journal.isas.or.id/index.php/JAMERE/article/view/837Analisis Pemanfaatan Biobriket Dari Limbah Kulit Kopi Sebagai Basis Pengembangan Energi Terbarukan: Artikel Review2024-07-31T22:56:29+00:00Nadia Sri Aulia Nopriantinadiasriaulia08@gmail.comHamdi Hamdinadiasriaulia08@gmail.comNofi Yendri Sudiarnadiasriaulia08@gmail.com<p>Artikel review ini bertujuan untuk mengeksplorasi berbagai teknik yang digunakan dalam produksi biobriket dari limbah kulit kopi dengan variasi bahan dan metode. Berdasarkan studi literatur yang dilakukan, ditemukan beberapa penelitian terkait pembuatan biobriket dari limbah kopi dengan menggunakan berbagai metode seperti metode pembriketan, torefaksi, serta eksperimen. Bahan baku utama yang digunakan antara lain ampas kopi, kulit kopi, kertas, dan serbuk kayu. Adapun perekat yang digunakan berupa tepung tapioka, getah pinus, dan tepung biotani. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai kalori biobriket yang dihasilkan berkisar antara 3489-8180 kalori/gram, dengan nilai tertinggi dihasilkan oleh variasi komposisi tertentu. Biobriket yang dihasilkan secara umum memenuhi standar SNI sebagai bahan bakar alternatif. Artikel ini diharapkan dapat memberikan perbandingan antara berbagai metode dan komposisi dalam memproduksi biobriket berkualitas dari limbah kopi.</p>2024-05-21T00:00:00+00:00##submission.copyrightStatement##https://journal.isas.or.id/index.php/JAMERE/article/view/816Pengaruh Komposisi Katalis pada Pembuatan Komposit Sebagai Aplikasi untuk Body Kontes Mobil Hemat Energi (KMHE)2024-07-31T22:56:30+00:00Abdul Hamidahamchimie@poltera.ac.idMuhammad Ali Zainal Abidinalizainal@gmail.comAnnafiyah Annafiyahannafiyah0709@gmail.comIke Dayi Febrianaike.dayi@gmail.comAurista Miftahatul Ilmahaurista.ilmah@gmail.comMohammad Abdullahfisabduh04@poltera.ac.id<p>Bentuk <em>body </em>yang kuat dan ringan menjadi faktor penting pada ajang Kontes Mobil Hemat Energi (KMHE). Bentuk dan material pada <em>body</em> yang digunakan mempengaruhi kecepatan mobil. Bahan komposit banyak dipilih sebagai material pembuatan body KMHE, karena sifatnya yang kuat, ringan dan memiliki struktur serat yang saling mengikat. Sehingga pada penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variasi komposisi katalis pada material komposit menggunakan fiberglass, woven roving dan resin untuk mendapatkan hasil komposit yang optimum. Variasi komposisi katalis yang digunakan yaitu sbesar 1; 1,5; 2 dan 2,5 %. Berdasarkan hasil pengujian yang telah dilakukan diperoleh hasil pengujian tarik dengan hasil tertinggi yaitu pada variasi komposisi katalis 2,5% sebesar 72,23 MPa dan nilai paling rendah 27,1 MPa untuk komposisi katalis 1%. Semakin besar komposisi katalis menyebabkan nilai kekuatan tarik semakin meningkat. Hasil pengujian max force dan modulus elastisitas tertinggi diperoleh pada variasi komposisi katalis 2% yaitu sebesar 7217 MPa dan 16,30 MPa. Sedangkan hasil pengujian impact tertinggi didapatkan nilai sebesar10,65 Joule dengan variasi katalis 1,5%.</p>2024-05-24T00:00:00+00:00##submission.copyrightStatement##https://journal.isas.or.id/index.php/JAMERE/article/view/821Analisis Persebaran Panas Pada Mesin Oven Pengering Kerupuk Dengan Burner Sederhana Berbasis Computational Fluid Dynamics2024-07-31T22:56:31+00:00Adetia Riski Wardanawardanariski05@gmail.comAgus Mukhtaragusmukhtar@upgris.ac.idAan Burhanuddinagusmukhtar@upgris.ac.id<p>Permasalahan utama dalam pengeringan kerupuk adalah pengeringan yang tidak seragam serta pengeringan yang masih menggunakan tenaga panas matahari. Pada musim penghujan proses pengeringan kerupuk tidak bisa dilakukan secara cepat atau berlangsung lama sehingga mengurangi jumlah produksi kerupuk pada UMKM kerupuk. Maka dari itu solusi yang bisa digunakan yaitu menggunakan teknologi secara sederhana mesin oven pengering kerupuk yang dapat membantu produktivitas umkm kerupuk dalam proses pengeringan disaat musim penghujan tiba. Penelitian ini bertujuan mengetahui sebaran panas di dalam box oven pengering kerupuk dengan <em>Computaional Fluid Dynamics</em>, mengetahui temperatur optimal untuk mengeringkan kerupuk dengan mesin oven pengering kerupuk dan mengetahui berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mengeringkan kerupuk menggunakan mesin oven pengering kerupuk. Dari hasil simulasi menggunakan <em>software ansys fluent 19.2</em> didapat persebaran panas hampir merata di dalam box pengering setiap rak dengan <em>inlet </em>sumber pemanas 75 ˚C dengan rentang suhu 49 ˚C - 54 ˚C di setiap rak secara bertingkat. Dari hasil percobaan langsung didapat proses pengeringan dengan sumber pemanas 75 ˚C menghasilkan penurunan berat kerupuk dari berat satuan awal sebesar 6 gr dan berat satuan akhir kerupuk sebesar 3 gr. Proses pengeringan dengan mesin oven pengering kerupuk berlangsung selama 3 jam untuk mencapai kering dengan sempurna.</p> <p> </p> <p>Kata kunci: Mesin oven pengering kerupuk, persebaran panas, <em>computational fluid dynamic</em></p>2024-05-31T00:00:00+00:00##submission.copyrightStatement##https://journal.isas.or.id/index.php/JAMERE/article/view/844Pengaruh Kuat Arus Dan Variasi Sudut Kampuh Pengelasan SMAW Pada Sambungan Pelat Baja AISI E 2512 Terhadap Ketangguhan Serta Uji Anova2024-07-31T23:06:47+00:00Suwartosuwartopoltek78@gmail.comMarkus Tatomarkus.tato@yahoo.co.idMangando Mangandomarkus.tato@yahoo.co.idHarsman Tandilittinmarkus.tato@yahoo.co.id<p style="text-align: justify;">Pengelasan adalah suatu proses penyambungan dua logam dimana logam menjadi satu akibat adanya panas dengan atau tanpa tekanan. Dalam penelitian ini dilakukan proses pengelasan menggunakan mesin las SMAW (<em>Shield Metal Arc Welding</em>) atau las busur listrik menggunakan elektroda terbungkus untuk mengetahui pengaruh jenis kampuh dan arus terhadap ketangguhan serta uji anova. Logam induk yang dipakai adalah jenis baja AISI E 2512. Variabel pengelasan yang dipilih adalah sudut kampuh 60<sup>0</sup>, 70<sup>0</sup>, dan 80<sup>0</sup>, sedangkan variabel arus yang digunakan adalah 100A,90A dan 80A kemudian dilakukan pengujian impak dan uji anova. Dari hasil penelitian diperoleh. kekuatan impak tertinggi terdapat pada sudut kampuh 80<sup>0</sup> dan arus 100A yaitu sebesar 1,802 joule/mm<sup>2</sup>,untuk kelompok sudut kampuh 700 nilai kekuatan tarik yang tertinggi sebesar 1,793 joule/mm2, sedangkan nilai terendah pada sudut kampuh 60<sup>0</sup> arus 80A sebesar 1,717 joule/mm<sup>2</sup> dan Pada uji uji anova bahwa Sifat mekanis hasil las akan tergantung pada bentuk kampuh dan arus yang dipilih, jadi sudut kampuh dan kuat arus mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kekuatan impak atau ketangguhan pada baja</p>2024-06-13T00:00:00+00:00##submission.copyrightStatement##https://journal.isas.or.id/index.php/JAMERE/article/view/845Pengaruh Temperatur Temperring Pada Proses Heat Treatment Baja ST 60 Dengan Media Pendingin Oli Terhadap Kekerasan Dan Struktur Mikro 2024-07-31T22:56:34+00:00Wajilan Wajilanjielun_smd@yahoo.comAgus Hariyantojielun_smd@yahoo.comSuwarto Suwartojielun_smd@yahoo.com<p style="text-align: justify;">Baja yang telah dikeraskan bersifat rapuh dan tidak cocok untuk digunakan, melalui proses <em>tempering </em>kekerasan dan kerapuhan dapat diturunkan sampai memenuhi persyaratan penggunaan. Kekerasan turun, kekuatan tarik akan turun pula sedang keuletan dan ketangguhan baja akan meningkat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh suhu Tempering pada proses heat treatment baja ST 60 dengan media pendingin Oli terhadap distribusi kekerasaan dan struktur mikro. Proses temper dilakukan pada suhu 500°C, 400°C, dan 300°C dengan temperatur hardening 950°C menggunakan Quenching Oli Mesran SAE 40. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian eksperimental untuk spesimen adalah ST 60. Hasil uji komposisi menunjukkan material dasar termasuk dalam golongan medium carbon steel atau baja karbon menengah dengan kandungan carbon 0,452%. Pengujian kekerasan menggunakan Mikro Hardness Tester dimana kekerasan spesimen temper yang sebesar 255,5, dan kekerasan spesimen hardening sebesar 189,7 mengalami penurunan. Pengujian struktur mikro menunjukkan struktur mikro raw material terdiri dari ferit dan perlit dengan bentuk dan ukuran kristal yang berimbang sesuai dengan kandungan karbon 0,452</p>2024-06-17T01:47:23+00:00##submission.copyrightStatement##https://journal.isas.or.id/index.php/JAMERE/article/view/899English2024-07-31T23:10:05+00:00Windy Maryani Pandianganwindy.maryani.aer21@polban.ac.idSugianto Sugiantosugianto@polban.ac.idDeden Masruridedenmasruri@polban.ac.id<p style="text-align: justify;">This study was conducted in an open-circuit subsonic wind tunnel at the Aeronautics Hangar of Bandung State Polytechnic with the aim of obtaining the airflow velocity distribution in the test section and determining the blade pitch angle configuration that produces the greatest velocity. The wind tunnel has a total length of about 6 m with an octagonal test section measuring 40 cm x 40 cm x 155 cm and 7 cm chamfers at each corner. The research method involved numerical simulation using ANSYS and 3D modeling with Solidworks. Simulations were conducted at 500 RPM with blade pitch angles of 40°, 50°, 60°, and 70°. The results showed the highest speed at 50° blade pitch angle (16 - 18 m/s), with the lowest speed at 70° blade pitch angle (9 - 13 m/s). Tests at a blade pitch angle of 50° with variations in fan rotational speed (300 RPM, 500 RPM, and 700 RPM) also showed similar speeds (16.2 m/s at 500 RPM). It was found that the 50° blade pitch angle produced significant vortex strength which was influenced by the high airflow velocity. During the test, to improve the accuracy of airflow velocity measurement, it is necessary to ensure that all parts of the wind tunnel are closed.</p>2024-07-22T04:18:10+00:00##submission.copyrightStatement##https://journal.isas.or.id/index.php/JAMERE/article/view/914Airflow Velocity Measurement Of Turbular Test Section Based On Rpm Setting Configuration In Open Circuit Subsonic Wind Tunnel2024-07-31T23:12:37+00:00Nanda Syifa Fauziah Rahmaninanda.syifa.aer21@polban.ac.idSugianto Sugiantosugianto@polban.ac.idDeden Masruridedenmasruri@polban.ac.id<p style="text-align: justify;">Speed measurements in the test section based on the RPM setting configuration of the open-type subsonic wind tunnel with a turbular test section to obtain the properties of the airflow in the test section based on the RPM setting configuration in the open-type subsonic wind tunnel. The simulation process is carried out using software Computational Fluid Dynamics (CFD) , ANSYS Fluent. The simulation process is carried out by the method Moving Reference Frame (MRF) that the fluid phenomenon is moved to move the fan in the wind tunnel to obtain airflow properties in the turbular test section, open-type subsonic wind tunnel. In the testing process, airflow velocity measurements were carried out in the turbular test section of the open-type subsonic wind tunnel using an air velocity measuring instrument, namely anemometer and hotwire. The software Computer Aided Design (CAD), Solidworks, serves to create the geometry of the open-type subsonic wind tunnel and has a turbular test section inspired by the Didacta Italia PN21 D open-type subsonic wind tunnel. The properties that occur in the test section based on the configuration of the RPM setting in the open-type subsonic wind tunnel turbular test section are expected to achieve results to obtain the value of the velocity distribution, pressure distribution and turbulence intensity value so that it is useful and supports the operation and testing process to be carried out in an open-type subsonic wind tunnel with a turbular test section.</p>2024-07-25T00:00:00+00:00##submission.copyrightStatement##https://journal.isas.or.id/index.php/JAMERE/article/view/927Studi Perbandingan Nilai Konduktivitas Termal Gypsum dan Sandwich Panel Sebagai Material Dinding Paint Dry Room2024-07-31T22:56:36+00:00Yudhi Chandra Dwiajiyudhichandra7@gmail.comRizka Hazizahrizka.hazizah@gmail.com<p>XYZ merupakan perusahaan yang bergerak di bidang manufaktur pembuatan alat musik gitar. Salah satu proses dalam pembuatan gitar adalah proses pengecatan <em>body</em> gitar yang bertujuan untuk memberikan warna pada body gitar dan melindungi <em>body</em> gitar dari kerusakan elemen luar. Setelah proses pengecatan, <em>body</em> gitar harus dikeringkan pada suhu tertentu untuk mendapatkan hasil warna yang bagus dan mengkilap. Untuk memenuhi hasil tersebut, diperlukan sebuah <em>paint dry room</em> yang mampu mempertahankan temperatur ruangan sebesar 42.1°C - 42.5°C, namun juga tidak memberikan dampak panas pada lingkungan di luar ruangan. Saat ini belum ada standar material dinding yang bisa digunakan sebagai dinding <em>paint dry room</em>. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen untuk mengetahui konduktivitas termal <em>gypsum</em> dan <em>panel sandwich</em>, lalu dilakukan perhitungan konduktivitas termal dan simulasi perbandingan dengan <em>software</em>. Hasil perhitungan berdasarkan rumus konduktivitas termal adalah <em>gypsum</em> memiliki konduktivitas termal 0.059 [W/m°C] dan konduktivitas termal <em>panel sandwich</em> sebesar 0.142 [W/m°C]. Hal ini membuktikan bahwa gypsum memiliki sifat isolator yang lebih baik dibandingkan dengan <em>panel sandwich</em>. Dengan penelitian ini didapatkan hasil bahwa dinding <em>gypsum</em> lebih menguntungkan untuk dijadikan material dinding <em>paint dry room</em>.</p>2024-07-27T00:00:00+00:00##submission.copyrightStatement##https://journal.isas.or.id/index.php/JAMERE/article/view/925Studi Pengaruh Variasi Parameter Pemesinan Terhadap Kekasaran Permukaan Pin Track Link Baja AISI 10452024-07-31T22:56:37+00:00Auliana Wilujengauliana_dw@poltera.ac.idBayu Angriawanauliana_dw@poltera.ac.idMohammad Anas Fikriauliana_dw@poltera.ac.id<p>Pin track link merupakan salah satu bagian penting pada undercarriage excavator yang sering mengalami keausan akibat adanya gesekan terus menerus. Beban berlebih seringkali menjadi penyebab meningkatnya keausan pin track link. Oleh karena itu, penelitian ini membuat material pengganti pin track link excavator baja AISI 1045 dengan memvariasikan parameter pemesinan dengan metode Taguchi. Pada penelitian ini, pembuatan pin track link menggunakan mesin bubut konvensional. Proses manufaktur dilakukan dengan memvariasikan sembilan kombinasi parameter pemesinan, yaitu kedalaman potong (a), kecepatan potong (Cs), dan gerak makan (f). Masing-masing parameter diatur dalam tiga level faktor. Penentuan nilai variasi dari parameter tersebut dilakukan berdasarkan kondisi batas maksimum dari mesin dan spesifikasi tools yang digunakan. Hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh dari parameter pemesinan terhadap kekasaran permukaan. Kekasaran permukaan material asli pin track link adalah N9. Dari sembilan level kombinasi parameter pemesinan, terdapat satu kombinasi yang menghasilkan kekasaran permukaan N8 (NOT GOOD), sehingga 88,89% penelitian ini dinilai GOOD</p>2024-07-31T03:24:13+00:00##submission.copyrightStatement##https://journal.isas.or.id/index.php/JAMERE/article/view/944Rancang Bangun Mesin Poles untuk Material Logam 2024-08-09T12:29:22+00:00Devi Eka Septiyani Arifindevi.eka@polban.ac.idZidan Afriansyahdevi.eka@polban.ac.idDestri Muliastridevi.eka@polban.ac.idIlham Azmydevi.eka@polban.ac.idAlbert Daniel Saragihdevi.eka@polban.ac.id<p>Mesin poles merupakan mesin yang banyak digunakan sebagai alat untuk mengkilatkan atau menghaluskan permukaan suatu benda kerja. Benda hasil dari kegiatan <em>polishing </em> tersebut dapat berubah menjadi lebih mengkilat dan bersih sempurna. Dalam proses penelitian ini teridiri dari beberapa tahapan yaitu (1) perancangan mesin, (2) perhitungan dan pemilihan komponen mesin, (3) pembuatan dan perakitan komponen, (4) Pengujian fungsional setiap komponen. Hasil dari pembuatan mesin menunjukan mesin poles dapat berfungsi dengan baik sesuai standar. Mesin poles yang telah dibuat bekerja dengan menggunakan energi listrik dari sebuah motor penggerak berukuran 1 Hp 1 Fasa dengan daya 0,75 kw dan memiliki kecepatan putar sebesar 2800 Rpm. Disimpulkan bahwa mesin poles ini ini telah berhasil mengembalikan fungsi kinerja serta performa dengan beberapa aspek perubahan yang menyebabkan adanya peningkatan performa alat. Hasil pengujian pada benda kerja material baja menunjukkan baja yang terkorosi dapat berubah menjadi bersih mengkilat setelah dilakukan proses pengamplasan dengan mesin poles tersebut.</p>2024-08-09T12:25:21+00:00##submission.copyrightStatement##https://journal.isas.or.id/index.php/JAMERE/article/view/926Perancangan Bangunan Menara Air pada Sistem Sea Water Reverse Osmosis2024-09-02T03:33:20+00:00Frenki Imantofrenki.imanto@gmail.comAuliana Wilujengauliana_dw@poltera.ac.idMisbakhul Fatahmisbakhulfatah@poltera.ac.idAbdul Hamidahamchimie@poltera.ac.idSeptian Wijayawijayaseptian@poltera.ac.id<p>Bangunan menara air pada sistem SWRO (Sea Water Reverse Osmosis) diperlukan sebagai bagian dari pengolahan air laut menjadi air bersih. Sehingga dapat dimanfaatkan bagi masyarakat sekitar untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Pada penelitian ini kami merancang bangunan air pada sistem SWRO dengan menganalisis menggunakan metode FEM. Pada rangka bagian atas terbuat dari bahan gray cast ATM A48 dengan grade 25 dengan bentuk profil tipe kanal C ukuran 80x8 mm. Sedangkan rangka bagian penyangga dari bahan gray cast ATM A48 dengan grade 25 dengan bentuk profil tipe L dengan ukuran 40x40x3 mm dan 30x30x3 mm. Stimulasi beban tegangan terbesar diperoleh sebesar 415,8 MPa pada rangka bagian atas yang mengindikasikan dalam kategori aman. Sedangkan untuk nilai Displacement terbesar diperoleh sebesar 60,46 mm pada rangka bagian atas. Hal ini menunjukkan bahwa perancangan bangunan air pada sistem SWRO pada penelitian ini dapat digolongkan sebagai kategori aman.</p>2024-08-31T00:00:00+00:00##submission.copyrightStatement##